Jumat, 07 Oktober 2011

Fakta dibalik bekerja sambil mendengarkan musik

Suara musik tidak jarang menghiasi ruang kerja ataupun berbagai pekerjaan kita. Musik telah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan, namun bagaimana sebenarnya pengaruh musik terhadap kinerja seseorang?

Pada dasarnya manusia sangat terpengaruh dengan ritme, dan begitu pula yang terdapat pada musik. Ritme musik mempengaruhi detak jantung dan secara bersamaan akan memperngaruhi secara psikologis (mood). Dalam bekerja, setiap orang membutuhkan ritme yang tentunya dapat membantunya membangun suasana kerja yang tepat. Jika salah, musik justru dapat menghancurkan suasana bekerja.

Musik yang tepat untuk membangun kerja umumnya berkaitan dengan selera tiap orang, namun ada baiknya jika memilih lagu dengan mempertimbangkan ritme. Rutinitas kantor di pagi hari lebih menyenangkan dengan pilihan lagu-lagu yang memotivasi, misalnya dengan ritme yang tidak terlalu lambat dengan iringan musik yang ceria.

Selepas istirahat siang, pilihan musik bisa beralih pada lagu-lagu dengan ritme lebih lambat sebagai penjaga mood dan stamina. Menjelang berakhirnya jam kerja, lagu-lagu pilihan serupa dengan pagi hari dapat membangun energi untuk melanjutkan aktifitas selepas bekerja.

Kini, saatnya Anda mempersiapkan pilihan-pilihan lagu yang sesuai dengan selera Anda. Dan jangan lupa untuk membuatnya sebagai pembangun semangat dan konsentrasi Anda selama bekerja. Selamat menikmati pekerjaan Anda sembari ditemani alunan musik kesukaan Anda.

Kamis, 06 Oktober 2011

THE MIRACLE OF GIVING (Kisah Kakak Beradik yang Saling Memberi)

Assalamu'alaikum..
Berikut ada sebuah cerita yang diambil dan ditulis ulang dari sebuah ebook kumpulan motivasi dan sebelumnya juga udah pernah saya tulis di kaskus.tapi barusan saya baca,ko rasanya bagus juga kalo di upload di blog saya ini..
semoga bermanfaat dan dapat menambah kecintaan kita pada saudara-saudara kita…menambah semangat untuk terus memberi dan terus berbagi…dan semoga bisa melembutkan hati…


kadang kita takjub dengan balasan yang diberikan oleh seseorang kepada kita untuk sebuah perbuatan yang menurut kita pada saat melakukannya adalah “biasa-biasa saja”. Namun balasan (yang sebenarnya kita tidak mengharapkannya) yang diberikan dahsyatnya luar biasa…apalagi ketika melakukannya dengan penuh keikhlasan, penuh cinta dan kasih…


Adapun ceritanya begini :



Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari , orangtuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih dari aku mencintainya.



Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatan membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.



“Siapa yang mencuri uang ayah?!!!” Beliau bertanya. Aku terpaku terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapapun mengaku. Beliau mengatakan lagi “ Baiklah kalau begitu kalian berdua layak dipukul!”



Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adiku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!”



Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudah itu beliau duduk di ranjang dan memarahi kami. ”Kamu sudah belajar mencuri dari rumah, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang ? kamu layak dipukul, kamu pencuri tidak tahu malu.”



Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku, tubuhnya luka, tetapi ia tidak menitikan airmata setetespun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba menangis meraung-raung.. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, ”Kak, jangan menangis lagi sekarang, semuanya sudah terjadi.”



Aku masih terus membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan baru seperti kemarin. Aku tidak pernah lupa tampang adikku ketika melindungiku. Waktu itu, adiku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.



Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengar dia berkata lirih, ” Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik”. Ibu mengusap airmatanya yang mengalir dan menghela nafas, ” Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”



Saat itu juga adikku berjalan ke hadapan ayah dan berkata, ”Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku”



Ayah marah besar dan berkata : ” Mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah!!! Bahkan kalau aku harus mengemis di jalanan akan aku lakukan, kamu berdua harus sekolah sampai selesai.”



Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit makanan. Dia menyelinap di samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: ”Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.”



Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu adiku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun. Dengan uang yang ayahku pinjam dan uang dari adiku hasilkan dari mengangkut semen pada lokasi konstruksi, akhirnya aku sampai akhir tahun ketiga kuliah.



Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk memberitahukan, ” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”



Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor. Aku menanyakannya,”Mengapa kamu tidak bilang pada temanku kamu adalah adikku?”



Dia tersenyum dan menjawab, ”Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu aku adalah adikmu? Apa mereka tidak akan mentertawakanmu?”



Aku merasa terenyuh dan airmata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari badan adikku dan sambil tersekat aku berkata ”Aku tidak peduli omongan siapapun! Kamu adalah adikku apapun juga Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu...”



Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan terus menjelaskan, ”Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak harus memilikinya...”



Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Menariknya ke dalam pelukanku dan menangis....Tahun itu ia berusia 20 dan aku 23.



Pertama kali aku membawa teman-teman kuliahku ke rumahku, kaca jendela yang pecah telah diganti dan semuanya kelihatan bersih.Setelah teman-temanku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. ”Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita".



Tetapi katanya sambil tersenyum ”Itu adalah pekerjaan adikmu, dia pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkkah kamu melihat luka ditangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu."



Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus , seratus jarum terasa menusuk hatiku. Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya. ”Apakah sakit?"



”Tidak kok Kak...Aku biasa kena batu-batu kak.” Ditengah kalimatnya aku membalikan punggungku karena air mata mulai menggenang dimataku....Tahun itu adikku 23 tahun dan aku berusia 26 tahun.



Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Aku berkali-kali mengundang orangtuaku datang dan tinggal dirumahku, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka sudah merasa dibesarkan di dusun dan tidak tahu harus berbuat apa kalau seandainya keluar dari dusun. Adikku juga mengatakan ”Kak jagalah mertuamu saja, saya yang akan menjaga ibu dan ayah disini..”

Suamiku menjadi direktur pabrik. Kami menginginkan adiku kerja di pabrik, akan tetapi adiku tak pernah mau, dia ingin tetap menjaga ayah ibu.



Suatu hari adiku jatuh dari sebuah tangga untuk memperbaiki kabel, ketika dia terkena sengatan listrik dan dia masuk ke rumah sakit. Aku dan suamiku menjenguknya, dan melihat gips putih dikakinya. Aku berkata ”Mengapa kamu menolak kerja menjadi manajer pabrik di tempat kakakmu. Coba kalau kau terima, tentu kamu tidak akan mengalami seperti ini.”



Dengan tanpang serius dia menjawab ”Kak, pikirkan nama baik kakak ipar kak. Ia baru saja menjadi Direktur, sedangkan saya tidak berpendidikan, nanti apa kata orang kalau saya menjadi manajer ? Kasihan kakak ipar."



Mata suamiku dipenuhi airmata, dan kemudian aku berkata ” Tapi kamu kurang berpendidikan itu juga karena aku, kakakmu."



"Mengapa kakak membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun



Adikku kemudian menikahi seorang gadis pada usia 30 tahun. Dalam acara itu pembawa acara perayaan bertanya kepadanya, ”Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa berpikir panjang adikku menjawab ”Kakakku."



Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat lagi.

” Ketika kami sekolah SD. Saya dan kakakku sekolah SD di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami, di sebuah dusun yang berbeda. Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama kurang lebih dua jam untuk pergi dan pulang ke sekolah. Suatu hari aku kehilangan satu sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai sebuah sarung tangan di tangannya, padahal kami berjalan sangat jauh dan cuaca sedang musim sangat dingin. Ketika kami tiba dirumah, tangan kakakku begitu gemetaran, sehingga ketika makan dia tidak bisa memegang sendoknya.......Sejak hari itu aku bersumpah, selama saya masih hidup aku akan menjaga kakakku dan aku akan selalu baik kepadanya."



Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kemudian kata-kata begitu susah keluar dari bibirku, ”Dalam hidupku..orang yang paling berjasa padaku adalah adikku..orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."



Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia itu..di depan kerumunan perayaan itu..air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....



Sahabat hikmah yang tercinta....

Teruslah mencintai dan mengasihi.......

Nabi shalallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:



لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ الْكَبِيرَ وَيَرْحَمْ الصَّغِيرَ

"Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda

(Shahih Shahihul Jami’ no. 5445, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas)



Teruslah berbagi, sekecil apapun bentuknya.......

Rasulullah saw bersabda, " Khoirunnaasi anfa'uhum linnaas” "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR Daruquthni).



Sumber : Ebook Kumpulan Motivasi

Jumat, 10 Juni 2011

3 hal

akhirnya bisa kembali membuka blog setelah sekian lama vakum..

baru aja bongkar-bongkar file, menemukan sesuatu yang sangat berharga.ini adalah quote yang saya temukan di tempat kerja saya dulu. berkat quote inilah saya menjadi kembali termotivasi ketika waktu itu sedang down begitu juga kali ini..

3 hal yang tidak pernah kembali : waktu, perkataan, kesempatan

3 hal yang membuat kita berharga : komitmen, kerendahan hati, kerja keras

3 hal yang menghancurkan kita : kemarahan, kesombongan, dendam

susah dan mudahnya sesuatu hanya ada dalam pikiran kita


saya harap teman-teman sekalian mendapat manfaat dari quote yang saya tampilkan ini,,

Sabtu, 29 Mei 2010

Tips agar selalu semangat

Banyak diantara kita yang bertanya, bagaimana caranya agar motivasi atau semangat yang kita miliki bisa bertahan terus?Sekedar contoh, saya sudah mengikuti pelatihan ini itu tetapi setelah sekian lama motivasi mulai luntur dan lembat laun menghilang.Adakah pelatihan yang memberikan motivasi secara permanen? Atau bagaimana solusinya? saya akan mencoba memberikan saran sebagai berikut;

Langkah 1: Apa Alasan Anda Bertindak?

Tiada tindakan tanpa alasan.
Langkah pertama untuk membangun motivasi ialah dengan memperkuat alasan Anda untuk bertindak dan menghilangkan hal yang menghambat Anda untuk bertindak.

Dalam ilmu NLP dijelaskan bahwa hanya 2 hal yang membuat orang bertindak, yaitu mengejar kenikmatan dan menghindari penderitaan. Saya yakin, semua orang memiliki alasan dari salah satu atau kedua pendorong ini. Namun jika alasan ini lemah, maka Anda tidak akan mendapatkan motivasi yang kuat. Anda harus memperkuat suatu alasan melakukan tindakan tertentu.

Cara memperkuat alasan tersebut ialah dengan cara mengidentifikasikan secara sadar, apa saja yang menjadi alasan Anda untuk mengambil suatu tindakan. Seringkali kita tidak sadar akan alasan kita bertindak sehingga kurang motivasi melakukannya. Lalu bagaimana jika setelah kita mengidentifikasi alasan, tetapi motivasi masih tetap lemah? Jawabannya sederhana, jangan lakukan tindakan tersebut. Mengapa? Toh tidak ada alasan kuat untuk melakukannya!

Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika Anda melakukan tindakan tersebut.

Bayangkan pula, apa saja yang akan terjadi jika Anda TIDAK melakukan tindakan tersebut.

Setelah Anda melakukan proses imajinasi ini, Anda akan tahu apa saja alasan untuk bertindak.

Langkah 2: Bersihkan Penghambat Energi

Langkah kedua ialah dengan membersihkan semua penghalang dalam pikiran Anda. Penghalang itu adalah pikiran negatif. Anda harus menghilangkan atau setidaknya mengurangi pikiran-pikiran negatif yang ada dalam pikiran Anda. Karena adanya pikiran negatif akan menghambat motivasi Anda. Jika motivasi diibaratkan energi (penggerak) maka pikiran negatif adalah sumbat yang akan menghambat aliran energi itu.

Ada tiga sumbat yang harus Anda buka. Yang pertama adalah sumbat yang menutupi potensi diri Anda sendiri. Sumbat ini berupa ketidak yakinan diri Anda terhadap potensi diri sendiri. Anda menganggap diri Anda tidak mampu dan tidak berdaya. Akhirnya energi Anda tidak bisa mengalir dan Anda pun tidak bertindak. Bukalah sumbat ini, dengan cara memperkuat keyakinan Anda terhadap diri sendiri. Setelah Anda yakin pada diri sendiri, maka energi pun mulai mengalir. Namun akan bertemu dengan sumbat ke dua.

Sumbat kedua ialah tidak yakin bahwa tujuan Anda akan tercapai. Dengan kata lain Anda menganggap bahwa tujuan Anda terlalu tinggi dan tidak mungkin dicapai. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan keyakinan akan tujuan, yaitu

- mencari referensi
- bertanya kepada yang sudah berhasil
- membagi pekerjaan besar menjadi kumpulan pekerjaan kecil

Sekarang, energi Anda sudah melalui dua sumbat. Kini saatnya membuka sumbat ketiga, yaitu ketidak yakinan akan pertolongan dan bantuan Allah SWT. Artinya Anda harus mempertebal iman Anda, bahwa jika kita berdo'a Allah akan mengabulkan. Jika kita bertawakal, Allah akan mencukupkan keperluan kita.

Langkah 3: Menjaga Kondisi Pikiran Anda

Langkah ketiga ialah mempertahankan kondisi pikiran Anda. Sesungguhnya motivasi akan terjadi sesuai dengan kondisi pikiran Anda. Motivasi yang bertahan ialah karena kondisi pikiran terpelihara pada suatu kondisi yang memberdayakan. Anda akan kehilangan motivasi jika kondisi pikiran Anda berubah.

Kondisi pikiran Anda akan ditentukan oleh fokus Anda. Saat fokus Anda beralih, maka kondisi pikiran akan beralih juga. Harus ada upaya untuk tetap mempertahankan fokus pikiran Anda. Anda harus memfokuskan diri pada hal-hal yang memberdayakan. Cara lain untuk mempertahankan fokus ialah dengan mempertahankan momentum. Seperti yang disarankan oleh Donald Trump.

Anda juga bisa mempertahankan motivasi dengan cara bergaul dengan orang-orang yang termotivasi. Bisa juga dengan membaca buku, ebook, atau artikel yang memberikan inspirasi bagi Anda. Anda juga bisa mendengarkan audio yang inspiratif untuk mengisi waktu-waktu terbuang Anda.

Sejujurnya, tidak ada motivasi yang bisa bertahan lama, kecuali Anda mempertahankannya. Jadi, raih motivasi dan pertahankan.

salam sukses,,

Jumat, 28 Mei 2010

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Menyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)

Ada dua cara seseorang di dalam membaca kitab Allah. Pertama, tilawah hukmiyyah, yaitu membenarkan segala berita yang ada di dalamnya dan menerapkan hukum-hukumnya dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, tilawah lafhzhiyyah atau qira’atul Qur’an, banyak sekali nash-nash yang menyebut keutamaannya. Dalam Shahih Bukhari, disebutkan riwayat dari Utsman bin Affan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Dalam Shahihain, disebutkan pula hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an kelak (mendapat tempat disurga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia mendapatkan dua pahala.”

Dua pahala ini, salah satunya merupakan balasan dari membaca Al-Qur’an itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan keberatan yang dirasakan oleh pembacanya.

Dalam Shahih Muslim disebutkan riwayat dari Abu Umamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena pada hari Kiamat nanti dia akan datang sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia mendapatkan satu kebaikan, sedangkan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Keutamaan-keutamaan ini meliputi seluruh kandungan isi Al-Qur’an. Banyak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyebutkan keutamaan surat-surat tertentu, misalnya surat Al-Fatihah. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan dari Abu Sa’id bin Mu’alla bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadanya, “Aku akan mengajarkanmu surat yang paling agung di dalam Al-Qur’an, yaitu Alhamdulillaahi Rabbi l-‘alamiin (Al-Fatihah). Ini adalah tujuh ayat yang diulang-ulang dan Al-Qur’an agung yang diberikan kepadaku.”

Oleh karena keutamaannya itu, maka membacanya menjadi bagian dari rukun shalat. Shalat tidak akan menjadi sah tanpa membaca Al-Fatihah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak sah shalat bagi siapa yang tidak membaca Al-Fatihah.” (Muttafaq ‘alaih)

Surat dalam Al-Qur’an lainnya yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah surat Az-Zahrowain, yaitu Al-Baqarah dan Ali Imran. Karena sesungguhnya keduanya akan datang pada hari Kiamat seperti dua buah awan atau seperti dua kawanan burung yang sedang terbang berbaris membela orang-orang yang biasa membacanya. Bacalah surat Al-Baqarah karena membacanya membawa berkah sedangkan meninggalkannya akan menyebabkan penyesalan. Surat ini tidak akan bisa dibaca oleh para tukang sihir.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan.” (HR. Muslim)

Surat lainnya yang mempunyai keutamaan khusus adalah surat Al-Ikhlas. Dalam Shahih Bukhari disebutkan riwayat dari Abu Said Al-Khudri bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang menguasai jiwaku, sesungguhnya ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.”

Selain itu, surat yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Falaq dan An-Nas, atau biasa disebut mu’awwidzatain. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan pada hari ini yang belum pernah sebanding dengannya? Yaitu Qul ‘a’udzibi Rabbi l-falaq, dan Qul ‘a’udzubi Rabbi n-nas.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk bersungguh-sungguh memperbanyak bacaan Al-Qur’an yang penuh berkah, apalagi di bulan Ramadhan. Para Salafush Shalih dahulu selalu memperbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Imam Malik, jika Ramadhan tiba, maka beliau berhenti dari membaca hadits dan majelis-majelis ilmu (berhenti mengajar) untuk kemudian berganti membaca Al-Qur’an. Imam Qatadah selalu meng-khatam-kan bacaan Al-Qur’an setiap tujuh hari sekali, sedangkan pada bulan Ramadhan meng-khatam-kannya setiap tiga hari sekali, dan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan meng-khatam-kannya setiap hari.